BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemiskinan pada
dasarnya merupakan salah satu bentuk problem yang muncul dalam kehidupan
masyarakat, khususnya masyarakat di negara-negara yang sedang berkembang.
Masalah kemiskinan ini menuntut adanya suatu upaya pemecahan masalah secara
berencana, terintegrasi dan menyeluruh dalam waktu yang singkat. Upaya
pemecahan masalah kemiskinan tersebut sebagai upaya untuk mempercepat proses
pembangunan yang selama ini sedang dilaksanakan.
Istilah kemiskinan
sebenarnya bukan merupakan suatu hal yang asing dalam kehidupan kita.
Kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan ditinjau dari segi materi (ekonomi).
Dari kegagalan dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran,dan ketimpangan
pendapatan secara berarti, maka para ahli kemudian bergeser dari penciptaan
lapangan kerja yang memadai, penghapusan kemiskinan, dan akhirnya penyediaan
barang-barang dan jasa kebutuhan dasar bagi seluruh penduduk.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini untuk mengetahui bagaimana pembangunan dan kemiskinan
yang berada di lingkungan sekitar.
C.
Rumusan
Masalah
1) Apa
yang dimaksud dengan pembangunan dan kemiskinan?
2) Bagaimana
dampak – dampak pembangunan ?
3) Sebutkan
indikator – indikator pembangunan?
4) Sebutkan
indikator – indikator kemiskinan?
5) Sebutkan
upaya-upaya mengatasi kemiskinan?
6) Apa
hubungan pembangunan dengan kemiskinan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pembangunan dan Kemiskinan
1)
Pengertian
Pembangunan
Pembangunan
adalah proses untuk melakukan perubahan atau suatu usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu
bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa
(nation building). Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang
mencangkup seluruh system social, seperti politik, ekonomi, infrastruktur,
pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan dan budaya. Dalam pengertian
lain, pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki
berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Menurut para sarjana sains sosial dan kemanusiaan,
pembangunan adalah sebagai bagian dari proses perubahan sosial yang sifatnya
lebih menyeluruh. Pembangunan itu pula dibagi kepada dua kategori besar.
Pertama, pembangunan yang direncanakan, dan kedua pembangunan yang tidak
direncanakan.
Namun jika dilihat dari segi kebudayaan, pembangunan
tidak lain adalah usaha sadar untuk menciptakan kondisi hidup manusia yang
lebih baik. Menciptakan lingkungan hidup yang lebih serasi. Menciptakan
kemudahan atau fasilitas agar hidup lebih nikmat. Pembangunan adalah suatu
intervensi manusia terhadap alam lingkungannya, baik lingkungan alam fisik,
maupun lingkungan sosial budaya.
Proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan
masyarakat, ekonomi, social, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro
(nasional) dan mikro (community/group). Maka penting dari pembangunan adalah
adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi.
Dengan semakin meningkatnya kompleksitas kehidupan
masyarakat yang menyangkut berbagai aspek, pemikiran tentang modernisasi pun
tidak lagi hanya mencangkup bidang ekonomi dan industri, melainkan telah
menambah keseluruh aspek yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Dalam proses modernisasi terjadi suatu proses
perubahan yang mengarah pada perbaikan, para ahli manajemen pembangunan
menganggapnya sebagai suatu proses pembangunan dimana terjadi proses perubahan
dari kehidupan tradisional menjadi modern, yang pada awal mulanya ditandai
dengan adanya penggunaan alat-alat modern, menggantikan alat-alat tradisional.
Dalam nilai-nilai ajaran islam, terdapat beberapa
ciri pokok dari pembangunan islam. Konsep pembangunan dalam islam bersifat
menyeluruh, menyentuh dan menghujam kedalam jati diri manusia, sehingga dengan
demikian terlebih dahulu ia membangun manusia seutuhnya,material dan spiritual
secara bersamaan. Tanpa ini, pembangunan yang dilakukan akan runtuh sendiri
oleh manusia, baik secara sadar maupun tidak. Menurut Quraish Shihab
prinsip-prinsip yang menjadi landasan untuk pembangunan yaitu:
a. Tauhid
Yaitu kepercayaan tentang keesaan Tuhan,
yang mencangkup pengertian bahwa segala sesuatu harus dikaitkan dengan
keesaan-Nya sebagai sumber segala sumber. Keyakinan ini antara lain
mengantarkan manusia kepada kesatuan sebagai bentuk tunggal, sehingga tidak
terjadi pemisahan antara dunia dan akherat, jiwa dan raga, alamiah dan
non-alamiah.
b.
Rububiyah
Tuhan memelihara manusia antara lain
melalui petunjuk-petunjuk-Nya, rahmat dan rezeki-Nya, sehingga harus disyukuri.
Syukur dalam hal ini adalah menggunakan atau mengolah segala anugrah Tuhan
dalam diri manusia atau yang terdapat di alam sesuai dengan tujuan dari langit.
c.
Khilafah
Prinsip ini menetapkan kedudukan dan
peranan manusia sebagai makhluk yang telah menerima amanat setelah ditolak oleh
makhluk-makhluk lainnya. Atas dasar inilah ia bertanggung jawab baik menyangkut
dirinya maupun dunianya, bertanggung jawab untuk memelihara, mengayomi, dan
menggunakannya dengan baik.
d.
Tazkiyah
Prinsip ini menetapkan bahwa hubungan
antara manusia dengan Tuhan, sesamanya dan alam lingkungannya, harus selalu
diliputi oleh kesucian serta pemeliharaan nilai-nilai agama, akal, jiwa, harta
dan kehormatan manusia. Sehingga setiap tindakan yang dapat menodai salah satu
dari kelima hal tersebut tidak dibenarkan oleh islam.
2)
Pengertian
Kemiskinan
Kata miskin
diartikan tidak berharta atau serba kekurangan. Sedangkan fakir diartikan orang
yang sangatkekurangan atau sangat miskin. Akan tetapi kedua kata miskin dan
fakir telah menjadi satu istilah yang baku yaitu fakir miskin sebagai suatu
istilah yang makna sama yaitu kondisi yang serba kekurangan materi.
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah
garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain.
(Emil Salim, 1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa,
sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi
fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur.
Garis kemiskinan, yang menentukan
batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa
dipengaruhi oleh tiga hal:
(1) persepsi manusia terhadap kebutuhan
pokok yang diperlukan
(2) posisi manusia dalam lingkungan
sekitar
3) kebutuhan objektif manusia untuk
bisa hidup secara manusiawi.
Kesemuanya dapat tersimpul dalam
barang dan jasa serta tertuangkan dalam nilai uang sebagai patokan bagi
penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan
ditentukan oleh tingkat pendapatan minimal.
B.
Dampak-Dampak
Adanya Pembangunan
Pembangunan melibatkan
usaha sadar manusia merancang perubahan dalam hidup mereka. Tindakan ini sering
diungkapkan sebagai sosial engineering (mesin sosial), yang melibatkan banyak
pihak untuk menjalankan perencanaan, pelaksanaan, penerima dan terpenting
sekali pembiayaannya. Dalam konteks sebuah masyarakat, tindakan merancang
pembangunan menjadi tanggung jawab semua lapisan rakyat, masing-masing dengan
bentuk sumbangan yang tertentu sesuai dengan kapasitas dan kemampuan. Ahli
politik, anggota professional, para akademik, pengusaha, pakar teknologi, kaum
tani, kelas pekerja dan berbagai-bagai golongan lain termasuk rakyat terbanyak,
semuanya sama-sama terlibat dalam proses pembangunan ini.
Pembangunan membawa
perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan lingkungan hidupnya. Serentak
dengan laju pembangunan, terjadi pula dinamika masyarakat. Terjadi perubahan
sikap terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada. Terjadilah pergeseran sistem
nilai budaya yang membawa perubahan pula dalam hubungan interaksi manusia dalam
masyarakatnya. Walaupun kata pembangunan mempunyai makna yang berbeda-beda,
namun satu makna yang diterima oleh masyarakat umum ialah perubahan.
Pembangunan kadang kala
digunakan dalam pengertian yang sempit hanya sebagai industralisasi atau
pemodernan. Bagaimanapun dalam makna yang luas ia bermaksud meningkatkan
derajat manusia dalam sebuah masyarakat tertentu. Pembangunan adalah upaya
untuk meningkatkan nilai kehidupan semua masyarakat dalam segala bidang.
Diakui secara umum
bahwa kebudayaan merupakan unsur penting dalam proses pembangunan suatu bangsa.
Terlebih lagi jika bangsa itu sedang membentuk watak dan kepribadiannya yang
lebih serasi dengan tantangan zamannya.
Pembangunan nasional
bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata,
materil, dan spiritual berdasarkan pancasila. Bahwa hakikat pembangunan
nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah tentu pendekatan
dan strategi pembangunan hendaknya menempatkan manusia sebagai pusat interaksi
kegiatan pembangunan spiuritual maupun material.
Pembangunan yang
melihat manusia sebagai makhluk budaya, dan sebagai sumber daya dalam pembangunan.
Hal itu berarti bahwa pembangunan seharusnya mampu meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Menumbuhkan kepercayaan diri sebagai bangsa. Menumbuhkan
sikap hidup yang seimbang dan berkepribadian utuh. Memiliki moralitas serta
integritas sosial yang tinggi. Manusia yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pembangunan telah
membawa perubahan dalam masyarakat. Perubahan itu nampak terjadinya pergeseran
sistem nilai budaya, penyikapan yang berubah anggota masyarakat terhadap
nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan mobilitas sosial, yang
diikuti oleh hubungan antar aksi yang bergeser dalam kelompok-kelompok
masyarakat. Sementara itu terjadi pula penyesuaian dalam hubungan antar anggota
masyarakat. Dapat dipahami apabila pergeseran nilai-nilai itu membawa akibat
jauh dalam kehidupan kita sebagai bangsa.
C.
Indikator-indikator
Pembangunan
Sejumlah
indicator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga internasional
anatara lain:
1)
Pendapatan
Perkapita (GNP atau PDB)
Salah
satu indicator makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi. Yang merupakan bagian kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat. Penggunaan indicator ini tidak mengukur distribusi. pendapatan dan
pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya
ekonomi.
2)
Struktur Ekonomi
Peningkatan
perkapita akan mencerminkan transformasi struktual dalam bidang ekonomi dan
kelas-kelas social. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan
perkapita, konstribusi sector manupaktur/industry dan jasa terhadap pendapatan
nasional akan meningkat terus. Perkembangan sector industry dan perbaikan
tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industry, yang
akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Kontribusi
sector pertanian terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.
3) Urbanisasi
Yaitu meningkatnya proporsi penduduk
yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Kecepatan
urbanisasi akan semakin tinggi sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi.
Urbanisasi digunakan sebagai salah satu indikator pembangunan.
4) Indeks
Kualitas Hidup (IKH)
Digunakan untuk mengukur kesejahteraan
dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dihitung berdasarkan :
a.
Angka rata-rata
harapan hidup pada umur satu tahun
b.
Angka kematian
bayi
c.
Angka melek
huruf
Indeks
ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai
hasil dari pembangunan, dosamping pendapatan perkapita sebagai ukuran kuantitas
manusia.
5)
Indeks
Pembangunan Manusia (Human Development Index)
Di
dalam indeks ini pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang
bertujuan mengembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal
ini di dasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia akan
diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup
manusia secara bebas.
D.
Indikator-Indikator
Kemiskinan
Menurut (Emil Salim:
1928) yang dimaksud dengan kemiskinan adalah suatu keadaan yang dilukiskan
sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Atau
dengan istilah lain kemiskinan itu merupakan ketidakmampuan dalam memenuhi
kebutuhan pokok, sehingga mengalami keresahan, kesengsaraan atau kemelaratan
dalam setiap langkah hidupnya.
Kemiskinan lazimnya
dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
pokok. Dikatakan berada dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh, dan lain-lain. (Emil Salim, 1982). Kemiskinan merupakan tema
sentral dari perjuangan bangsa, sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan
kemerdekaan bangsa, dan motivasi fundamental dari cita-cita menciptakan
masyarakat adil dan makmur. Adapun indikator-indikator kemiskinan antara lain:
1) Pendidikan
yang terlampau rendah
Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah
menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan
dalam kehidupanyya. Keterbatasan pendidikan/ keterampilan yang dimiliki
menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk masuk dalam dunia kerja. Atas dasar
kenyataan diatas dia miskin karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya.
2) Malas
bekerja
Sikap malas merupakan suatu masalah yang cukup
memprihatinkan, karena masalah ini menyangkut mentalitas dan kepribadian
seseorang. Adanya sikap malas ini seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak
bergairah untuk bekerja. Cenderung untuk menggantungkan hidupnya pada orang
lain, baik dari keluarga, saudara atau famili yang dipandang mempunyai
kemampuan untuk menanggung kebutuhan hidup mereka.
3) Keterbatasan
sumber alam
Kemiskinan akan melanda suatu masyarakat apabila
sumber alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Sering
dikatakan oleh para ahli, bahwa masyarakat itu miskin karena memang dasarnya
(alamiah miskin).
Alamiah miskin yang dimaksud adalah kekayaan
alamnya, misalnya tanahnya berbatu-batu, tidak menyimpan kekayaan mineral dan
sebagainya. Dengan demikian layaklah kalau miskin sumber daya alam, miskin juga
masyarakatnya.
a. Terbatasnya
lapangan kerja
Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi
kemiskinan bagi masyarakat. Secara ideal banyak orang mengatakan bahwa
seseorang/ masyarakat harus mampu menciptakan lapangan kerja baru. Tetapi
secara faktual hal tersebut kecil kemungkinannya, karena adanya keterbatasan
kemampuan seseorang baik yang berupa skill atau modal.
b. Keterbatasan
modal
Keterbatasan modal adalah sebuah kenyataan yang ada
di negara-negara yang sedang berkembang, kenyataan tersebut membawa kemiskinan
pada sebagian besar masyarakat tersebut. Seorang miskin sebab mereka tidak
mempunyai modal untuk melengkapi alat ataupun bahan dalam menerapkan
keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh
penghasilan. Keterbatasan modal bagi negara-negara yang sedang berkembang dapat
diibaratkan sebagai suatu lingkaran yang tak berujung pangkal baik dari segi
permintaaan modal maupuin dari segi penawaran akan modal.
c. Beban
keluarga
Semakin banyak anggota keluarga akan semakin banyak
pula tuntutan/ beban untuk hidup yang harus dipenuhi. Seseorang yang mempunyai
anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha peningkatan
pendapatan sudah pasti akan menimbulkan kemiskinan karena mereka memang
berangkat dari kemiskinan. Kenaikan pendapatan yang dibarengi dengan
pertambahan jumlah keluarga, berakibat kemiskinan akan tetap melanda dirinya
dan bersifat latent.
E.
Penyebab
Adanya Kemiskinan
Beberapa factor kemiskinan diantaranya pendidikan
yang rendah dipandang sebagai penyebab kemiskinan. Dari dimensi kesehatan,
rendahnya mutu kesehatan masyarakat menyebabkan terjadinya kemiskinan. Dari
dimensi ekonomi, kepemilikan alat-alat produktif yang terbatas, penguasaan
teknologi dan kurangnya keterampilan, dilihat sebagai alasan mendasar mengapa
terjadi kemiskinan. Factor kultur dan struktual juga kerap kali dilihat sebagai
elemen penting yang menentukan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (2000: 107)
sebagai berikut:
1)
Secara makro,
kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang
menimbulkan distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya memiliki
sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah.
2)
Kemiskinan
muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas sumber
daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnya pun rendah.
3)
Kemiskinan
muncul sebab perbedaan akses modal.
F.
Usaha Mengatasi Kemiskinan
Dari kegagalan
kebijaksanaan konvesional mengenai pertumbuhan ekonomi di banyak Negara
berkembang dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran dan disparitas
(ketimpangan) pendapatan secara berarti telah memaksa baik para perencana
ekonomi dan teknokrat maupun para peneliti ekonomi untuk kembali mempelajari
secara sunguh-sunguh kebijaksanaan tersebut,serta mendorong mereka untuk
mempelajari alternatif-alternatif yang realistis bagi kebijaksanaan pertumbuhan
ekonomi yang konvensional. Dalam hal ini pendekatan kebutuhan dasar dalam
perencanaan pembangunan merupakan hasil yang logis dari suatu proses
reorientasi yang panjang dalam pemikiran tentang pembangunan.
Dari hasil-hasil
penelitian kemudian pusat perhatian para ahli lambat laun mulai bergeser dari
tekanan pada penciptaan lapangan kerja yang memadai ke penghapusan kemiskinan,
dan akhirnya ke penyediaan barang-barang dan jasa-jasa kebutuhan dasar bagi
seluruh penduduk, yang berupa dua perangkat, yaitu:
1)
Perangkap
kebutuhan konsumsi perorangan akan pangan ,sandang , dan pemukiman.
2)
Perangkap yang
mencakup penyediaan jasa umum dasar ,seperti fasilitas kesehatan,pendidikan
,saluran air minum ,pengangkutan ,dan kebudayaan.
Di samping kedua
perangkat tersebut ,kebutuhan dasar atau kebutuhan dasar manusiawi kadang-kadang
juga digunakan untuk mencakup tiga sasaran lain, yaitu :
1) Hak
atas pekerjaan produktif dan yang memberikan imbalan yang layak,
sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap rumah tangga atau
perorangan .
2) Prasarana
yang mampu menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang
dibutuhkan untuk memnuhi kebutuhan dasar penduduk.
3) Partisipasi
seluruh penduduk ,baik dalam pengambilan keputusan maupun
dalam pelaksanaan proyek-proyek yang berhubungan dengan penyediaan
barang-barang dan jasa-jasa kebutuhan dasar.
Pengalaman dari
negara-negara Asia Timur, yaitu Korea, Taiwan, Jepang menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan disertai pemerataan hasil-hasil
pembangunan dapat tercapai. Karena di negara-negara tersebut program
pembangunan pedesaan sangat diutamakan.
G. Pembangunan dan
Kemiskinan
Di Indonesia pola
perkembangan pembangunan juga mengikuti pendapatan yang dikemukakan Kuznets,
artinya golongan miskin kurang terjamah oleh hasil-hasil pertumbuhan ekonomi.
Mengapa mereka tidak terangkat, padahal pemerintah telah mengambil
kebijaksanaan penyebaran proyek-proyek ke daerah-daerah ke desa-desa.
Bila diteliti
golongan-golongan miskin yang tidak terjamah oleh hasil-hasil pembangunan
karena:
1) Ketimpangan
dalam peningkatan pendidikan. Selama belum ada kewajiban belajar golongan
miskin tidak akan mampu berpartisipasi mengenyam peningkatan anggaran
pendidikan.
2) Ketidakmerataan
kemampuan untuk berpartisipasi. Untuk berpartisipasi diperlukan tingkat
pendidikan, keterampilan, relasi, dan sebagainya. Golongan miskin tidak
memilikinya .
3) Ketidakmerataan
pemilikan alat-alat produksi.Golongan miskin tidak memiliki alat-alat produksi,
penghasilannya untuk makan saja sudah susah, sehingga tidak mungkin untuk
membentuk modal.
4) Ketidakmerataan
kesempatan terhadap modal dan kredit ada. Modal dan kredit pemberiannya
menghendaki syarat-syarat tertentu dan golongan miskin tidak mungkin memenuhi
persyaratannya.
5) Ketidakmerataan
menduduki jabatan-jabatan. Untuk mendapat pekerjaan yang memberi makan pada
keluarga saja susah, apalagi menduduki jabatan-jabatan yang sering memerlukan
relasi tertentu dan persyaratan tertentu.
6) Ketidakmerataan
mempengaruhi pasaran. Karena miskin dan pendidikannya rendah, maka tidak
mungkin golongan miskin dapat mempengaruhi pasaran.
7) Ketidakmerataan
kemampuan menghindari musibah misalnya penyakit, kecelakaan dan ketidak
beruntungan lainnya. Bagi golongan miskin dibutuhkan bantuan untuk dapat
mengatasi musibah tersebut. Mengharapkan diri mereka sendiri dapat mengangakat
dirinya tanpa pertolongan, sukar dipastikan.
8) Laju
pertumbuhan penduduk lebih memberatkan golongan miskin. Dengan jumlah keluarga
besar, mereka sulit dapat menyekolahkan, memberi makan, dan pakaian secukupnya.
Hanya keluarga yang kaya atau berpenghasilan besar sajalah yang mampu.
Dapatlah dipastikan
bahwa golongan berpenghasilan rendah, karena kurang terjamah pendidikan, tidak
memiliki sarana-sarana, misalnya kredit, modal, alat-alat produksi, relasi dan
sebagainya, tidak akan mampu berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi dan
menikmati pembagian hasil-hasilnya tanpa adanya kebijaksanaan khusus yang
ditujuakan untuk mengangkat mereka.
BAB
III
KESIMPULAN
Kemiskinan sering
diidentifikasikan dengan kekurangan terutama kekurangna bahan pokok seperti
pangan,kesehatan ,sandang,papan,dan sebagianya. Dengan kata lain, kemiskinan
merupakan ketidak mampuan memenuhi kebutuhan pokok, sehingga ia mengalami
keresahan, kesengsaraan atau kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya
(Siswanto, 1998).Kemiskinan bagaikan penyakit yang diberantas. Namun upaya
memberantas tidak selalu membawa hasil karena masalah memang kompleks.
Untuk mengatasi
kemiskinan, paling tidak harus dilihat dari konteks masalahnya. Kemiskinan
timbul dari berbagai faktor yang setiap faktornya memerlukan penanganan khusus.
Pembangunan membawa
perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan lingkungan hidupnya. Serentak
dengan laju pembangunan, terjadi pula dinamika masyarakat. Terjadi perubahan
sikap terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada. Terjadilah pergeseran sistem
nilai budaya yang membawa perubahan pula dalam hubungan interaksi manusia dalam
masyarakatnya. Walaupun kata pembangunan memiliki makna yang berbeda-beda,
namun satu makna yang diterima oleh masyarakat umum adalah perubahan.
Daftar
Pustaka
·
Ahmadi,
Abu.1988. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Rineka Cipta
·
Hidayati, Nur,
dkk. 2007. IAD-ISD-IBD. Bandung: CV Pustaka Setia
·
Soelaeman,Munandar.1987.
Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: Eresco
·
http://naonwehlahbebas.wordpress.com/2010/05/25/pembangunan-dan-kemiskinan/
0 komentar:
Posting Komentar